LAPORAN
PRAKTIKUM
PINDAH PANAS
ACARA I
NERACA
PERINDAHAN PANAS DAN PENGUKURAN PANAS HILANG MELALUI RUANG PENDINGIN
DISUSUN OLEH
NAMA : KUSWADIN
NIM : 31312A0049
JURUSAN : TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MATARAM
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat
kelulusan mata kuliah Pindah Panas.
Mataram,
30 Desember 2015
Mengetahui
|
Co.ass Praktikum Pindah Panas
RISKI HASMI
|
Praktikan
KUSWADIN
NIM :
31312A0049
|
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
, karena atas kehendak-Nya lah saya bisa menyelesaikan laporan praktikum ini
tepat pada waktunya
Adapun maksud dan tujuan penulis membuat laporan praktikum ini , adalah untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pindah Panas dan juga untuk menambah
wawasan penulis sendiri.
Dalam pembuatan dan penyusunan laporan praktikum ini tentu saja penulis
mengakui bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan , baik dari segi isi ,
teori , dan sistematika penulisannya . Maka dari itu karena belum luasnya
wawasan penulis, dan penulis sangat terbantu bila pembaca memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan laporan ini dari segi
manapun .
Akhir kata penulis berharap semoga laporan praktikum ini
bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini dan untuk masa yang akan
datang . Amin.
Mataram,
30, Desember, 2015
Kuswadin
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL …………………………………………………………………!
HALAMAN
PENGESAHAN ………………………………………………………….!!
KATA PENGANTAR................................................................................................... !!!
DAFTAR ISI.................................................................................................................. !x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................................1
C. Manfaat .................................................................................................................... .2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM………………………………………………………5
a. Waktu dan tempat
praktikum.......................................................................................5
b. Alat dan bahan
praktikum...........................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………………6
A . Data Pengamatan dan Perhitungan…………………………………………………..6
Pembahasan...................................................................................................................11
BAB V PENUTUP........................................................................................................ 12
A.
Kesimpulan.............................................................................................................1.2
B.
Saran.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULAUAN
A.
Latar Belakang
Pindah panas adalah
ilmu teknik yang memperkirakan pemindahan energi yang terjadi antara
benda-benda sebagai akibat terjadinya perbedaan suhu antara benda-benda
tersebut. Penggunaan pindah panas dalam sebuah
industri sangat penting. Dalam sebuah industri pindah panas dapat berupa
pemanasan pada saat pengolahan bahan baku dan saat pengeringan. Pengaturan
untuk melakukan
pindah panas dalam industri diperlukan untuk menjaga mutu dari bahan itu
sendiri.
Panas
bergerak dari obyek panas ke obyek yang dingin, Bertambah besar perbedaan kedua
obyek, bertambah besar panas yang dipindahkan, Makin tipis dinding pengantara atau penyekat
kedua obyek, makin baik proses pemindahan panas. Oleh karena itu
diperlukan untuk mengetahui lebih banyak mengenai pindah panas sehingga
dapat diketahui perpindahan panas dan pengukuran panas yang hilang melalui ruang
pendingin untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing penghantar yang
berbeda.
Perpindahan panas dari
suatu zat ke zat lain sering terjadi berulang-ulang dalam industri pangan.
Seperti proses memasak, membakar, sterilisasi ataupun pendinginan termasuk ke
dalam perpindahan panas. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau
pengeluaran ka1or, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan
sewaktu proses berlangsung.
Pindah panas adalah suatu
proses yang dinamis, yaitu panas dipindahkan secara spontan dari satu kondisi
ke kondisi lain yang suhunya lebih rendah. Kecepatan pindah panas ini akan
bergantung pada perbedaan suhu antar kedua kondisi. Semakin besar perbedaan,
maka semakin besar kecepatan pindah panasnya.
B.
Tujuan praktikum
Untuk
mengetahui pindah panas yang hilang dari termos, stainless stell, dan
calorimeter.
C.
Manfaat praktikum
Mahasiswa tahu bagaimana pindah panas yang hilang, dan pengalaman akan
sebuah praktikumpun menambah wawasan kami sebagai mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pindah Panas
Perpindahan panas terjadi melalui suatu medium ke medium lain
sebelum sampai ke obyek yang diinginkan. Metode pindah panas di sini terjadi
secara serempak. Proses pindah panas dapat terjadi dengan tiga cara yaitu
secara hantaran atau konduksi, secara aliran atau konveksi dan secara pancaran
atau radiasi. Proses Pasteurisasi dalam pengolahan hasil pertanian berprinsip
pada cara pindah panas dengan konduksi panas, yaitu apabila sebelah pelat
dipanaskan, maka pelat yang berada disebelahnya akan menjadi panas pula. Ruang
penyimpanan dingin adalah contoh penggunaan aliran atau konveksi panas dalam
praktek, yaitu udara dingin sekitar pipa pendingin turun ke bawah dan udara
panas naik ke atas sehingga membuat sirkulasi terus menerus serta membawa panas
keseluruh ruangan. Pemanasan atau pengeringan hasil pertanian dengan penjemuran
merupakan salah satu contoh praktek pemanasan secara pemancaran, walaupun
selama pemancaran tersebut udara dianggap sebagai bahan penerus panas matahari
(Anonim, 2007).
2.2. Alira Fluida
Dua fluida dengan
temperatur awal yang berbeda mengalir sepanjang heat exchangers.
Satu aliran mengalir sepanjang tabung, sedangkan arus lain pada bagian luar
tabung tetapi masih didalam shell. Panas ditransfer dari satu
fluida ke fluida lainnya melalui dinding tabung, baik dari sis tabung
menuju shell atau sebaliknya. Fluida bisa merupakan cairan
atau gas pada sisi shellmaupun pada sisi tabung. Dalam tujuan
memindahkan panas secara efisien, suatu area perpindahan kalor yang besar harus
digunakan, oleh karena itu terdapat banyak tabung. Dengan cara ini, panas
yang dibuang dapat disimpan untuk digunakan. Hal ini adalah suatu jalan yang
baik untuk memelihara energi (Mariyah, 2008).
2.3. Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan panas konveksi
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu konveksi bebas atau alamiah, dan
konveksi paksa. Penerapan perpindahan panas konveksi bebas atau alamiah ini
misalnya pada pemanasan aliran udara yang melalui radiator, dan pemanasan air
dalam ketel. Fluida panas yang menerima panas akan naik ke atas, kekosongan
tempat massa fluida yang telah naik diisi oleh massa fluida yang bersuhu
rendah. Aliran fluida terjadi akibat adanya perbedaan densitas akibat adanya
gradien suhu di dalam massa fluida tersebut. Contoh penerapan pada perpindahan
panas konveksi paksa yaitu aliran kalor melalui pipa panas (Incropera, 2002).
a) Konveksi
Perpindahan kalor secara
konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Perpindahan kalor secara konveksi
terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dalam zat tersebut. Perpindahan
kalor yang diikuti oleh perpindahan partikel-partikel zatnya disebut
konveksi/aliran. Selain perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat
cair, ternyata konveksi juga dapat terjadi pada gas/udara. Peristiwa konveksi
kalor melalui penghantar gas sama dengan konveksi kalor melalui penghantar air.
Perpindahan panas secara konveksi terjadi melalui aliran zat. Misalnya,
es batu yang mencair dalam air panas. Panas dari air panas berpindah ke es
batu. Panas berpindah bersama mengalirnya air panas ke es batu dan es batu
mleleh.
b)
Radiasi
Radiasi merupakan proses
terjadinya pindah panas (kalor) tanpa menggunakan zat paearantara. Perpindahan
kalor secara radiasi tidak membutuhkan zat perantara. Radiasi juga dapat
dikatakan sebagai perindahan kalor melalui media atau ruang akhirnya diserap oleh
benda lain. Contohnya matahari dan api unggun di siang hari, dan pasti
mengalami proses panas, baik panas dari matahari maupun panas dari api.
c)
Konveksi
Konveksi merupakan
perpindahan kalor (panas) yang disertai dengan berpindahnya zat perantara.
Contohnya pada saat proses pemasakan air.
Pindah panas adalah suatu
proses yang dinamis, yaitu panas dipindahkan secara spontan dari satu kondisi
ke kondisi lain yang suhunya lebih rendah. Kecepatan pindah panas ini akan
bergantung pada perbedaan suhu antar kedua kondisi. Semakin besar perbedaan,
maka semakin besar kecepatan pindah panasnya.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat Praktikum
Ø
Waktu pelaksanaa praktikum
Hari/tanggal : Selasa 29 Desember 2015
Jam : 10.00 sampai
selesai
Ø
Tempat pelaksanaan praktikum
Tempat : Fakultas
Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
B.
Alat dan Bahan Praktikum
Ø
Alat praktikum
1.
Termos
2.
Stainless Steel
3.
Kalorimeter
4.
Penggaris
5.
Stopwatch
6.
Thermometer
Ø
Bahan praktikum
Ø
Air dan Es Batu
C.
Cara kerja
Langkah-langkah kerja
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Siapkan air es yang
mempunyai suhu 50C.
2. Ukur dimensi
termos, stainless steel, kalorimeter.
3. Isi air dingin
kedalam termos, stainless steel dan kalorimeter, dipasang
thermometer dan pengaduk, ditutup termos, stainless steel dan
calorimeter serapat-rapatnya dimana pada termos dan stainless steel.
4. Ukur temperature awal
untuk tiap air pada ketiga tabung dinding serta termperatur lingkungan.
Kemudian setiap interval waktu 5 menit, suhu diukur dan dicatat sampai selama
30 menit.
5. Catat
pada tabel pengamatan dan hitung koefisien pindah panas gabungannya.
D.
HASIL PENGAMATAN DAN
PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil
Pengamatan Pengukuran Dimensi Termos, Stainless
Steel, dan Kalorimeter.
|
No
|
Dimensi
|
Termos (m)
|
Stainless steel (m)
|
Kaloremeter
(m)
|
|
1
2
3
4
|
Tinggi
Diameter dalam
Diameter luar
Tebal dinding dalam gelas
|
25
20
22,5
0,013
|
7
6
6,6
0,1
|
31,5
4,5
7,5
0,013
|
Tabel 2. Hasil Pengamatan Perubahan
Suhu
|
Waktu
(menit)
|
Suhu air dalam (0C)
|
Suhu lingkungan
(0C)
|
||
|
Termos
|
Stainless steel
|
Kalorimeter
|
||
|
0
5
10
15
20
25
30
|
5
10
10
9
8
11
11
|
5
7
9
13
10
9
9
|
5
8,9
12
11
15
11
13
|
25
28
27
24
26
28
24
|
Tabel 3. Hasil
perhitungan Panas Hilang
|
No
|
Nama Alat
|
Koefisien Pindah Panas Gabungan U
|
Panas Yang Hilang (Joule)
|
|
1
2
3
|
Stainless Steel
Kalorimeter
Termos
|
0.772
0.997
1.441
|
57,518
91,958
105,885
|
4.2. Hasil Perhitungan
Keterangan:
U
= koefisien
pindah panas gabungan
Tu
= suhu
rata-rata lingkungan
Ta
= suhu awal
d
= diameter
luar
dd
= tebal
dinding luar
dg
= tebal
dinding gelas
di
= diameter
dalam
hd
= 3500 J/s.m².°C
ki
=
20,92 J/s.m².°C
hi
= 5,81 J/s.m².°C
kg
=
0,039 J/s.m².°C
kd
= 0,46 J/s.m².°C
d
= 0,013 m²
1.
Koefisien
pindah panas gabungan
a.
Stainless steel
U
= 0,772 m2
b.
Kalorimeter
U
= 0,997 m2
c.
Termos
U
= 1,441 m2
2. Menghitung
panas yang hilang
a. Stainless
steel
= 3,3
A
=
+ 2
r
t
=
3,14 x 3,32 + 2 x 3,14 x 3,3 x 64
=
3,14 x 10,89 + 2 x 3,14 x 3,3 x 64
=
34,194 + 13,263
=
47,457
δ
= U x A (Tu-Ta)
= 0,772 x 47, 457 (182-25)
= 36,636 x 157
= 57,518 0C
b. Kalori
meter
= 3,75
A
=
+ 2
r
t
=
3,14 x 3,752 + 2 x 3,14 x 3,75 x 62
=
3,14 x 14,06 + 2 x 3,14 x 3,75 x 62
=
44,148 + 14,601
=
58,749
δ
= U x A (Tu-Ta)
= 0,997 x 58,749 (182-25)
= 58,572 x 157
= 91,958 0C
c.
Termos
= 11,25
A
=
+ 2
r
t
= 3,14 x 11,252 + 2 x 3,14 x
11,25 x 75,9
= 3,14 x 126,56 + 2 x 3,14 x 11,25 x 75,9
= 39,739 + 53,623
= 93,362
δ = U x A (Tu-Ta)
= 1,441 x 93,362 (182-25)
= 674,44 x 157
= 105,887 0C
BAB IV
PEMBAHASAN
Perpindahan panas
merupakan proses berpindahnya kalor atau panas dari bahan yang mempunyai suhu
tinggi ke bahan yangmempunyai suhu rendah. Peningkatan panas akan menyebabkan
molekul-molekul bergerak lebih cepat, sehingga dengan diserapnya panas energi
kinetik molekul akan meningkat. Bila molekul dengan kecepatan tinggi
bertumbukan dengan molekul yang bergerak dengan kecepatan lebih rendah,
maka panas akan dipindahkan, sehingga molekul yang cepat kehilangan energi,
sedangkan molekul lambat memperoleh tambahan energi.
Pemindahan panas
merupakan suatu fenomena pemindahan energi. Peningkatan panas akan menyebabkan
molekul-molekul bergerak lebih cepat, sehingga dengan diserapnya panas energi
kinetika molekul akan meningkat. Bila molekul dengan kecepatan tinggi
bertumbukan dengan molekul yang bergerak dengan kecepatan lebih rendah, maka
panas akan dipindahkan, sehingga molekul yang cepat kehilangan energi,
sedangkan molekul yang lambat memperoleh tambahan energi. Perubahan energi
panas dari bahan diketahui dari perubahan suhunya.
Pada pindah panas
terdapat dua hukum alam, yang pertama yaitu
hukum utama I atau Azaz
Black . Pada penukaran panas antara dua jenis benda, maka jumlah kalor
keseluruhan akan tetap (kecuali ada usaha yang dilakukan pada saat perpindahan
tersebut)”.
Hukum kedua yaitu
hukum Utama II yaitu “Apabila antara dua benda yang berlainan suhunya terjadi
pemindahan panas, maka hal ini selalu berlangsung sedemikian rupa sehingga
benda yang lebih panas bertambah dingin dan benda yang lebih dingin akan
bertanbah panas”. Dengan kata lain, bahwa apabila dua benda yang bersuhu
tidak sama, bersentuhan, maka akan terjadi perubahan suhu kedua benda tersebut
akibat adanya perpindahan panas.
Berdasarkan hasil
pengamatan dan perhitungan diperoleh nilai koefisien pindah panas gabungan
pada stainless steel, yaitu sebesar 0,772 dan panas yang
hilang sebesar 57,518Joule. Pada kalorimeter nilai koefisien pindah panas
gabungan sebesar 0,997 dan panas yang hilang sebesar 91,958 Joule. Dan pada
termos nilai koefisien pindah panas gabungan sebesar 1.442 dan panas yang
hilang sebesar105,885 Joule.
Pada proses pengamatan data pindah
panas pada acara I itu datanya tidak nilainya tidak selalu naik, akan tetapi
tidak tetap. Kemudian pada saat perhitunngan pindah panas banyak yang hilang.
Karena ada beberapa factor yang mempengaruhinya, sehingga pindah panas tetap
akan hilang pada setiap benda misalnya stainless steel, termos, dan kalori
meter. Factor yang mempengaruhi terjadinya panda panas yang hilang yaitu
stailessteel dikatakan sebagai benda yang terbuat dari besi, termos dikatakan
sebagai benda plastic, dan thermometer dikatakan sebagai benda logam.
BAB V
PENUTUP
A.
Berdasarkan hasil pengamatan, perhitunga dan
pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pindah panas adalah
ilmu teknik yang memperkirakan pemindahan energi yang terjadi antara
benda-benda sebagai akibat terjadinya perbedaan suhu antara benda-benda
tersebut.
2. Koefisien panas
gabungan dan jumlah panas yang hilang dipengaruhi oleh ketebalan dinding dari
ruang pendingin, serta penbedaan suhu lingkungan dan suhu dalam ruang
pendingin.
3. Pada stainless
steel, kalorimeter, dan termos masing-masing terjadi perubahan suhu yang
relatif tidak konstan.
4. termos terbuat
dari plastik sehingga kemampunan mempertahankan panasnya sangat kecil sehingga
esnya lebih cepat mengalir dan menyebabkan jumlah panas yang hilang meningkat.
5. Perbedaan jumlah panas
yang hilang dipengaruhi oleh luas permukaan alat, senakin besar luas permukaan
maka semakin banyak panas yang hilang, karena kandungan udaranya lebih banyak.
B.
Saran
Sebaiknya praktikan lebih serius dalam melakukan praktikum
supaya tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan dan pengambilan data.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2011. Perpindahan Panas dan Massa. Pertanian UGM.
Yogyakarta.
Kumara, D. 2011.
Evaporasi. http://danangkumarahadi.blogspot.com.html. (Diakses pada tanggal 5
Desember 2013).
http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/03/sifat-koligatif-larutan.html
diakses tangal 16 Mei 2011 Pukul 10.20
