Jumat, 21 Oktober 2016

Ayah tidak tegas mengurus negeri tercinta ini

Ayah tidak tegas mengurus negeri  tercinta  ini

Ketua Korkom IMM UM. Mataram
Immawan Kuswadin

            Ayah merupakan kepala keluarga yang memegang kendali setiap kebijakan yang akan di putuskan, ayah adalah seorang pemimpin yang memimpin keluarga serta mengatur semua urusan rumah tangga, setiap masalah yang terjadi baik itu besar maupun kecil, sulit maupun mudah  di keluarga maka yang bertanggung jawab sepenuhnya adalah ayah, ketika ayah  memutuskan setiap perkara dengan tidak tegas, maka keluarga ini akan biasa – biasa saja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga. Sehingga timbullah dinamika kehidupan di keluarga yang seenaknya melakukan apa yang mereka inginkan dari kkeluarganya dan bahkan orang lainpun bisa masuk kedalam keluarga itu dengan alasan yang jelas, sampailah pada titik akhir ayah yang dulunya sebagai pemimpin yang di hormati oleh keluarga, masyarakat dan bahkan orang lain, tapi sekarang kenyata berlalik arah. Yang lebih lucunya orang lain yang ditoleril oleh ayah masuk dalam keluarga itu kini sudah menjadi pemangku kebijakan di kkeluarga tersebut. Sungguh aneh dengan keluarga ini.
            Begitupun dengan negeri ku, yang sampai saat ini sudah tidak bisa di hitung dengan tangan saking banyak orang yang masuk seenaknya di negeri ku. Hari ini  merupakan hari yang paling bersejarah untuk bapak presiden kita saat ini dalam menjalankan amanah sebagai faunding father di bangsa kita yaitu bangsa Indonesia dalam menjalani kepemimpinannya sudah mencapai dua tahun. Sebagai bahan evaluasi untuk pemerintahan pusat maupun di seluruh wilayah nusantara dalam menjalankan kepemimppinannya untuk dapat lebih baik lagi, karena dua tahun terakhir ini negeri kita dalam masalah besar diataranya masalah Kemiskinan, Pendidikan, Kesehatan, Perekonomian, Hukum, Pertanian dan Ketahanan Negara dll. Dari beberapa sektor atau bidang yang coba saya sebutkan itu merupakan masalah besar yang harus di carikan solusinya.
            Dua tahun kepemimpinan presiden kita saat ini memang banyak menimbulkan wacana yang tidak baik lantaran bapak presiden tidak tegas dalam memutuskan setiap perkara yang akan dilakukan. Hal ini rakyat indonesia sangat kecewa dengan bapak presiden lantaran tidak bisa mengindahkan amanah yang telah di berikan. Rakyat Indonesia saat ini sudah banyak menjadi budak di negeri sendiri, ketahanan negara kita sudah longgar sehingga distribusi barang-barang lancar. Apa lagi mengenai narkoba dan seks bebas, penyelewengan ketidak adilan Rakyat Indonesia di negeri sendiri sudah menjadi hal biasa yang di lakukan oleh orang-orang yang menjadi pemangku kebijakan.
            Lebih ironisnya masalah warga negara lain bisa menjadi pemangku kebijakan di negeri ini yaitu negeri tercinta kita, lantas tujuannya apa menjadi presiden Repoblik Indonesia.? Rakyat Indonesia memberikan amanah ini dengan penuh kepercayaan atau harapan besar bahwa bapak presiden kita saat ini bisa mengurangi beban yang lagi dihadapi oleh rakyat indonesia dengan gaya kepemimpinan wong cili (gaya blusukan), akan tetapi malah menambah beban. Pupuslah harapan rakyat, rakyat Indonesia berpesan bahwa kalau belum siap untuk menjadi seorang pemimpin maka jangan katakan siap, karena setiap pekerjaan pasti di mintai pertanggung jawaban apa lagi yang berhubungan dengan Rakyat Indonesia.
            Para tangan kanan dan tangan kiri presiden tidak bisa menjalankan amanah rakyat Indonesia dengan baik, di karenakan salah menempatan kursi, sehingga acuh tak acuh roda kepengurusan presiden berjalan dengan penuh dinamika keperampokan. Para koruptor-koruptor di beri kebebasan dalam merampas harta kekayaan bangsa dan Rakyat Indonesia, sedangkan rakyat kecil yang mencuri lebih jauh dari itu, lebih mahal dari itu, itu proses secara ketat. Sungguh sangat aneh ketidak adilan yang melanda banga Indonesia ini.

            Rakyat Indonesia hanya minta satu dari bapak presiden kita saat ini dalam menjalankan roda kepresidenannya selama dua tahun ini yaitu Ketegasan dalam memutuskan setiap perkara maupun memerintah bawahan-bahan. Kalaupun tangan kanan dan tangan kiri dan seluruh bawahan presiden saat ini tidak mengindahkan perintah maka langsung saja di eksekusi jabatannya,  karena masih banyak orang yang berkualitas, teladan dari mereka biar penyelewengan dan permainan yang di lakukan oleh mereka tidak ada. Sehingga bangsa Indonesia bisa maju.