Ayah tidak tegas mengurus negeri tercinta
ini
Ketua
Korkom IMM UM. Mataram
Immawan
Kuswadin
Ayah merupakan kepala keluarga yang
memegang kendali setiap kebijakan yang akan di putuskan, ayah adalah seorang
pemimpin yang memimpin keluarga serta mengatur semua urusan rumah tangga,
setiap masalah yang terjadi baik itu besar maupun kecil, sulit maupun
mudah di keluarga maka yang bertanggung
jawab sepenuhnya adalah ayah, ketika ayah memutuskan setiap perkara dengan tidak tegas,
maka keluarga ini akan biasa – biasa saja dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab sebagai anggota keluarga. Sehingga timbullah dinamika kehidupan di
keluarga yang seenaknya melakukan apa yang mereka inginkan dari kkeluarganya
dan bahkan orang lainpun bisa masuk kedalam keluarga itu dengan alasan yang
jelas, sampailah pada titik akhir ayah yang dulunya sebagai pemimpin yang di
hormati oleh keluarga, masyarakat dan bahkan orang lain, tapi sekarang kenyata
berlalik arah. Yang lebih lucunya orang lain yang ditoleril oleh ayah masuk
dalam keluarga itu kini sudah menjadi pemangku kebijakan di kkeluarga tersebut.
Sungguh aneh dengan keluarga ini.
Begitupun dengan negeri ku, yang
sampai saat ini sudah tidak bisa di hitung dengan tangan saking banyak orang yang
masuk seenaknya di negeri ku. Hari ini
merupakan hari yang paling bersejarah untuk bapak presiden kita saat ini
dalam menjalankan amanah sebagai faunding father di bangsa kita yaitu bangsa
Indonesia dalam menjalani kepemimpinannya sudah mencapai dua tahun. Sebagai
bahan evaluasi untuk pemerintahan pusat maupun di seluruh wilayah nusantara
dalam menjalankan kepemimppinannya untuk dapat lebih baik lagi, karena dua
tahun terakhir ini negeri kita dalam masalah besar diataranya masalah
Kemiskinan, Pendidikan, Kesehatan, Perekonomian, Hukum, Pertanian dan Ketahanan
Negara dll. Dari beberapa sektor atau bidang yang coba saya sebutkan itu
merupakan masalah besar yang harus di carikan solusinya.
Dua tahun kepemimpinan presiden kita
saat ini memang banyak menimbulkan wacana yang tidak baik lantaran bapak
presiden tidak tegas dalam memutuskan setiap perkara yang akan dilakukan. Hal
ini rakyat indonesia sangat kecewa dengan bapak presiden lantaran tidak bisa
mengindahkan amanah yang telah di berikan. Rakyat Indonesia saat ini sudah
banyak menjadi budak di negeri sendiri, ketahanan negara kita sudah longgar
sehingga distribusi barang-barang lancar. Apa lagi mengenai narkoba dan seks
bebas, penyelewengan ketidak adilan Rakyat Indonesia di negeri sendiri sudah
menjadi hal biasa yang di lakukan oleh orang-orang yang menjadi pemangku
kebijakan.
Lebih ironisnya masalah warga negara
lain bisa menjadi pemangku kebijakan di negeri ini yaitu negeri tercinta kita,
lantas tujuannya apa menjadi presiden Repoblik Indonesia.? Rakyat Indonesia memberikan
amanah ini dengan penuh kepercayaan atau harapan besar bahwa bapak presiden
kita saat ini bisa mengurangi beban yang lagi dihadapi oleh rakyat indonesia
dengan gaya kepemimpinan wong cili (gaya blusukan), akan tetapi malah menambah
beban. Pupuslah harapan rakyat, rakyat Indonesia berpesan bahwa kalau belum
siap untuk menjadi seorang pemimpin maka jangan katakan siap, karena setiap
pekerjaan pasti di mintai pertanggung jawaban apa lagi yang berhubungan dengan
Rakyat Indonesia.
Para tangan kanan dan tangan kiri
presiden tidak bisa menjalankan amanah rakyat Indonesia dengan baik, di
karenakan salah menempatan kursi, sehingga acuh tak acuh roda kepengurusan
presiden berjalan dengan penuh dinamika keperampokan. Para koruptor-koruptor di
beri kebebasan dalam merampas harta kekayaan bangsa dan Rakyat Indonesia,
sedangkan rakyat kecil yang mencuri lebih jauh dari itu, lebih mahal dari itu,
itu proses secara ketat. Sungguh sangat aneh ketidak adilan yang melanda banga
Indonesia ini.
Rakyat Indonesia hanya minta satu
dari bapak presiden kita saat ini dalam menjalankan roda kepresidenannya selama
dua tahun ini yaitu Ketegasan dalam memutuskan setiap perkara maupun memerintah
bawahan-bahan. Kalaupun tangan kanan dan tangan kiri dan seluruh bawahan
presiden saat ini tidak mengindahkan perintah maka langsung saja di eksekusi
jabatannya, karena masih banyak orang
yang berkualitas, teladan dari mereka biar penyelewengan dan permainan yang di
lakukan oleh mereka tidak ada. Sehingga bangsa Indonesia bisa maju.
