Rabu, 25 November 2015

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU UKUR WILAYAH & GIS
TENTANG MENGUKUR LAHAN MENGGUNAKAN ALAT THEODOLITE



DI SUSUN OLEH:
          NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


Ø  KUSWADIN (31312A0049)












JURUSAN : TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas kehendak-Nya lah saya bisa menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya
      Adapun maksud dan tujuan penulis membuat laporan praktikum ini , adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Mekanika Fluida dan juga untuk menambah wawasan penulis sendiri.
      Dalam pembuatan dan penyusunan laporan praktikum ini tentu saja penulis mengakui bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan , baik dari segi isi , teori , dan sistematika penulisannya . Maka dari itu karena belum luasnya wawasan penulis, dan penulis sangat terbantu bila pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan laporan ini dari segi manapun .
Akhir kata penulis berharap semoga laporan praktikum ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini dan untuk masa yang akan datang . Amin.

                                                                                                                                                                                                                                    Mataram,25,Juni,2015

                                                                                Penulis





DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................... !
DAFTAR ISI.................................................................................................................. !!
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B.  Tujuan.......................................................................................................................2
C.  Manfaat .................................................................................................................... 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Waktu dan tempat praktikum.....................................................................................4
b.  Alat dan bahan praktikum.........................................................................................4
c. Prosedur kerja............................................................................................................. 5
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Hasil pengamatan..................................................................................................... 6
b.Pembahasan...............................................................................................................8
BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan............................................................................................................... 9
B.  Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULAUAN


A.    Latar Belakang
            Ilmu ukur wilayah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur wilayah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti rancang bangun, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan pertanian tidak lepas dari kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti mengukur lahan untuk di bangun suatu banggunan, saluran drainase, dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi.
Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta peralatan ukur yang tepat pula. Pengukuran-pengukuran menggunakan theodolit.dan sebagainya dapat mengasilkan data dan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.
















B.     Tujuan Praktikum
1)      Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoprasikan Theodolit.                                                                                                                                                                       
2)      Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran menggunakan Theodolit.
3)      Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut.

        C. Manfaat Praktikum
1)      Dapat menginformasikan cara mengoprasikan Theodolit.
2)      Dapat menginformasikan peralatan dan prosedur dalam pengukuran menggunakan Theodolit
3)      Dapat menginformasikan cara menghitung jarak, dan sudut.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington 1997) Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725. Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari.


BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu dan Tempat Praktikum
Ø  Waktu pelaksanaa praktikum
Hari/tanggal : Sabtu 13 juni 2015
Jam              : 01.30 sampai selesai
Ø  Tempat pelaksanaan praktikum
Tempat        : di samping fakultas teknik universitas muhammadiyah  mataram
B.     Alat dan Bahan Praktikum
Ø  Alat praktikum
1.      Theodolite
2.      Bak ukur
3.      Kompos
4.      Gps
5.       Meter
Ø  Bahan praktikum
1.      Paku
2.      Tali
C.     Prosedur kerja
       Sebelum dilaksanakannya praktikum,terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
terhadap alat. Hal ini dilakukan untuk menghindari akan digunakannya alat yang ternyata rusak dan akan mengakibatkan kesalahan akan data yang didapatkan.
1.        Menyiapkan peralatan yang digunakan, check seluruh peralatan.  Hal ini perlu karena  siapa tahu ada salah satu alat yang rusak.
2.         Mengambil statif dan tinggikan secukupnya.  Usahakan letaknya mendatar atau rata.
3.         Pasang alat ukur Theodolite dan kecangkan, hal ini dilakukan agar titik as alat tepat berada diatas titik pada patok.
4.          Stabilkan alat dengan cara meyetel Nivo.  Apabila tidak tepat berada diatas titik paku, geser alat sedikit kearah titik patok, alat kembali distabilkan karena akibat pergeseran ini akan terjadi perpindahan Nivo.
5.        Kemudian pasang kompas untuk mnentukan arah dimana kita akan memulai tembakan,dan sudah tentunya arah yang di tentukan itu adalah arah utara
6.        Arahkan teropong ke rambu ukur belakang.  Baca angka yang tertera di rambu ukur dengan menggunakan benang silang (ba,bb,bt).
7.          Untuk mencari jarak (d) = (ba - bb) x 100
8.        Untuk mencari benang tengah = (ba + bb) / 2
9.        Baca sudutnya.  Catat pada buku ukur
10.     Kemudian alat diarahkan ke titik berikutnya (rambu muka).  Kemudian lakukan metode 5 dan 6 seperti diatas.
11.     Untuk mencari besaran sudutnya dengan cara diselisihkan antara bacaan sudut kedua titik tersebut.
12.     Begitu juga untuk titik detail yang lain.
13.    Apabila pekerjaan di titik selesai, pindahkan alat ukur tersebut ke titik lainnya.  Lakukan pekerjan / metode diatas sampai titik terakhi




















BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Hasil pengamatan

A.    Hasil pengamatan titik P1
Lokasi
(P1)
Kordinat
BA
BT
BW
Jo
Jd
Bt
A
VA: 89  42’ 50”
HA: 18  19’ 50”
10,65
10,00
9,30
135
33,75
22,98
B
VA: 89  52’ 40”
HA: 32  15’ 50”
11,55
11,00
10,45
110
96,91
18,72
C
VA: 90  17’ 10”
HA: 36  50’ 00”
13,45
13,00
12,55
90
37,08
0
D
VA: 90  21’ 30”
HA: 19  17’ 40”
13,80
13,00
12,23
157
64,68
67,98
E
VA: 90  21’ 30”
HA: 112  27’ 20”
10,40
9,70
9,00
140
104,86
60,62
F
VA: 90  13’ 40”
HA: 137  28’ 50”
10,55
10,00
9,42
113
3,27
19,236
G
VA: 90  13’ 40”
HA: 140  53’ 40”
10,45
9,78
9,01
144
139,39
24,513
H
VA: 89  28’ 50”
HA: 190  27’ 40”
15,12
14,16
13,19
193
79,51
94,911
I
VA: 88  45’ 20”
HA: 200  40’ 30”
18,80
18,00
17,85
95
95
0
B.     Hasil pengamatan titik P1=P2
Lokasi
(P1=P2)
Kordinat
BA
BT
BW
Jo
Jd
Bt
P1=P2
VA: 89  42’ 50”
HA: 18  19’ 50”
8,22
7,00
5,72
250
7,25
80,28



C.     Hasil pengamatan titik P2
Lokasi
(P2)
Kordinat
BA
BT
BW
Jo
Jd
Bt
A
VA: 90  25’ 40”
HA: 135  07’ 50”
13,85
13,05
12,29
156
39
50,09
B
VA: 90  29’ 30”
HA: 138  13’ 50”
9,05
8,07
7,09
196
98
33,36
C
VA: 88  50’ 20”
HA: 154  06’ 20”
17,80
16,00
15,18
262
0
128,84
D
VA: 88  50’ 30”
HA: 162  35’ 00”
17,52
16,55
15,58
194
187,79
85,73
E
VA: 89  55’ 20”
HA: 194  18’ 20”
10,98
10,07
9,42
156
18,09
50,09
F
VA: 89  03’ 30”
HA: 272  46’ 50”
12,20
11,18
10,13
207
6,00
101,79
G
VA: 87  47’ 50”
HA: 349  32’ 00”
11,62
11,14
19,68
94
74,40
46,22
H
VA: 89  06’ 40”
HA: 36  57’ 10”
11,64
10,65
9,73
191
111,92
0

D.    Perhitungan jarak
Ø  Di titik P1
JoA      = (BA-BB) x 100
= (10,65-9,30) x 100
= 1,35 x 100
= 135 meter

JoB      = (BA-BB) x 100
= (11,55-10,45) x 100
= 1,1 x 100
= 110 meter

JoC      = (BA-BB) x 100
= (13,45-12,55) x 100
= 0,9 x 100
= 90 meter

JoD      = (BA-BB) x 100
= (13,80-12,23) x 100
= 1,57 x 100
= 157 meter

JoE      = (BA-BB) x 100
= (10,40-9,00) x 100
= 1,4 x 100
= 140 meter

JoF      = (BA-BB) x 100
= (10,55-9,342) x 100
= 1,13 x 100
= 113 meter

JoG      = (BA-BB) x 100
= (10,45-9,01) x 100
= 1,44 x 100
= 144 meter

JoH      = (BA-BB) x 100
= (15,12-13,19) x 100
= 1,93 x 100
= 193 meter


JoI       = (BA-BB) x 100
= (18,80-17,85) x 100
= 0,95 x 100
= 95 meter

Ø  Di titik P1 ke P2
JoP1 ke P2      = (BA-BB) x 100
= (8,22-5,72) x 100
= 2,5 x 100
= 250 meter

Ø  Di titik P2
JoA      = (BA-BB) x 100
= (13,85 - 12,29) x 100
= 1,56 x 100
= 156 meter
JoB      = (BA-BB) x 100
= (9,05 - 7,09) x 100
= 1,96 x 100
= 196 meter

JoC      = (BA-BB) x 100
= (17,80 - 15,18) x 100
= 2,62 x 100
= 262 meter

JoD      = (BA-BB) x 100
= (17,52 - 15,58) x 100
= 1,94 x 100
= 194 meter
JoE      = (BA-BB) x 100
= (10,98 - 9,42) x 100
= 1,56 x 100
= 156 meter
JoF      = (BA-BB) x 100
= (12,20 - 10,13) x 100
= 2,07 x 100
= 207 meter
JoG      = (BA-BB) x 100
= (11,62 - 10,68) x 100
= O,94 x 100
= 94 meter
JoH      = (BA-BB) x 100
= (11,64 - 9,73) x 100
= 1,91 x 100
= 191 meter

E.     Perhitungan jarak datar
Ø  Di titik P1
Jd A    = Jo (A) x ( 2
= 135 x (0,5)2
= 135 x 0,25
= 33,75 m
Jd B     = Jo (B) x ( 2
= 110 x (0,939)2
= 110 x 0,881
= 96,91 m
Jd C     = Jo (C) x ( 2
= 90 x (0,642)2
= 90 x 0,412
= 37,08 m
Jd D    = Jo (D) x ( 2
= 157 x (0,642)2
= 157 x 0,412
= 64,68 m
Jd E     = Jo (E) x ( 2
= 140 x (0,866)2
= 140 x 0,749
= 104,86 m
Jd F     = Jo (F) x ( 2
= 113 x (0,173)2
= 113 x 0,029
= 3,27 m
Jd G    = Jo (G) x ( 2
= 144 x (0,984)2
= 144 x 0,968
= 139,39 m
Jd H    = Jo (H) x ( 2
= 193 x (0,642)2
= 193 x 0,412
= 79,51 m
Jd I      = Jo (I) x ( 2
= 95 x (1)2
= 95 x I
= 95 m

Ø  Di titik P1 ke P2
Jd P1 ke P2     = Jo (P1) x ( 2
= 250 x (0,173)2
= 250 x 0,029
= 7,25 m

Ø  Di titik P2
Jd A    = Jo (A) x ( 2
= 156 x (0,5)2
= 156 x 0,25
= 39 m
Jd B     = Jo (B) x ( 2
= 196 x (0,5)2
= 196 x 0,25
= 98 m

Jd C     = Jo (C) x ( 2
= 262 x (0)2
= 262 x 0
= 0 m
Jd D    = Jo (D) x ( 2
= 194 x (0,984)2
= 194 x 0,968
= 187,79 m
Jd E     = Jo (E) x ( 2
= 156 x (0,342)2
= 156 x 0,116
= 18,09 m
Jd F     = Jo (F) x ( 2
= 207 x (0,029)2
= 207 x 0,029
= 6,00 m
Jd G    = Jo (G) x ( 2
= 94 x (0,866)2
= 94 x 0,749
= 74,50 m
Jd H    = Jo (H) x ( 2
= 191 x (0,776)2
= 191 x 0,586
= 111,92 m

F.      Perhitungan jarak datar
Ø  Di titik P1
Ti A     = Jo (A) x  x
= 135 x 0,173 x 0,984
= 22,98 M
Ti B     = Jo (B) x  x
=  110 x 0,984 x 0,173
= 18,72 M
Ti C     = Jo (C) x  x
= 90 x 1 x 0
= 0 M
Ti D     = Jo (D) x  x
= 157 x 0,5 x 0,866
= 67,98 M
Ti E     = Jo (E) x  x
= 140 x 0,5 x 0,866
= 60,62 M

Ti F      = Jo (F) x  x
= 113 x 0,984 x 0,173
= 19,236 M
Ti G     = Jo (G) x  x
= 144 x 0,984 x 0,173
= 24,513 M
Ti H     = Jo (H) x  x
= 193 x 0,766 x 0,642
= 94,911 M
Ti I      = Jo (I) x  x
= 95 x 0 x 1
= 0 M
Ø  Di titik P1 ke P2
Ti P1 ke P2      = Jo (P1) x  x
= 250 x 0,342 x 0,939
= 80,28 M
Ø  Di titik P2
Ti A     = Jo (A) x  x
= 156 x 0,342 x 0,939
= 50,09 M

Ti B     = Jo (B) x  x
=  196 x 0,173 x 0,984
= 33,36 M
Ti C     = Jo (C) x  x
= 262 x 0,642 x 0,766
= 128,84 M
Ti D     = Jo (D) x  x
= 198 x 0,5 x 0,866
= 85,73 M
Ti E     = Jo (E) x  x
= 156 x 0,342 x 0,939
= 50,09 M
Ti F      = Jo (F) x  x
= 207 x 0,766 x 0,642
= 101,79 M
Ti G     = Jo (G) x  x
= 94 x 0,766 x 0,642
= 46,22 M
Ti H     = Jo (H) x  x
= 191 x 0 x 1 
= 0 M






















B.      Pembahasan

 Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).

Menyiapkan peralatan yang digunakan, check seluruh peralatan.  Hal ini perlu karena  siapa tahu ada salah satu alat yang rusak.  Mengambil statif dan tinggikan secukupnya.  Usahakan letaknya mendatar atau rata. Pasang alat ukur Theodolite dan kecangkan, hal ini dilakukan agar titik as alat tepat berada diatas titik pada patok. Stabilkan alat dengan cara meyetel Nivo.  Apabila tidak tepat berada diatas titik paku, geser alat sedikit kearah titik patok, alat kembali distabilkan karena akibat pergeseran ini akan terjadi perpindahan Nivo. Kemudian pasang kompas untuk mnentukan arah dimana kita akan memulai tembakan,dan sudah tentunya arah yang di tentukan itu adalah arah utara. Arahkan teropong ke rambu ukur belakang.  Baca angka yang tertera di rambu ukur dengan menggunakan benang silang (ba,bb,bt).
 Untuk mencari jarak (d) = (ba - bb) x 100
Untuk mencari benang tengah = (ba + bb) / 2
Baca sudutnya.  Catat pada buku ukur
 Kemudian alat diarahkan ke titik berikutnya (rambu muka).  Kemudian lakukan metode 5 dan 6 seperti diatas. Untuk mencari besaran sudutnya dengan cara diselisihkan antara bacaan sudut kedua titik tersebut. Begitu juga untuk titik detail yang lain. Apabila pekerjaan di titik selesai, pindahkan alat ukur tersebut ke titik lainnya.  Lakukan pekerjan / metode diatas sampai titik terakhir.



Gambar alat theodolit:

           
           








BAB V
PENUTUP


A.    Kesimpulan

    Dari praktikum Ilmu Ukur wilayah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
  Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran secara terbuka, dimana titik awal dan titik akhirnya terletak pada titik yang sama.
  Dari data praktikum dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut, dan jarak dari suatu daerah atau wilayah yang dimana kita melakukan praktikum .
  berhati-hatilah dalam melakukan perhitungan kemudian tembakan sehingga kita tidak merugikan lahan orang lain.

B.     Saran

  Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat, pengutaraan dan kalibrasi.
  Teman-teman mahasiswa harus betul-betul paham dalam memmpraktikan ilmu ukur wilayah ini
  dalam praktikum teman-teman jangan ada yang bcara sendiri













DAFTAR PUSTAKA

Ø  (Farrington 1997).
Ø  http// www.gogle.com
Ø  Frick, heinz.  1979.  Ilmu Ukur    Kaniwilayah sius.  Jakarta.






Lampiran gambar Praktikum











Tidak ada komentar:

Posting Komentar