LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU
UKUR WILAYAH & GIS
TENTANG
MENGUKUR LAHAN MENGGUNAKAN ALAT THEODOLITE
DI
SUSUN OLEH:
NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
Ø KUSWADIN (31312A0049)
JURUSAN : TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas kehendak-Nya lah saya bisa
menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya
Adapun maksud dan tujuan
penulis membuat laporan praktikum ini , adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Mekanika Fluida dan juga untuk menambah wawasan penulis
sendiri.
Dalam pembuatan dan
penyusunan laporan praktikum ini tentu saja penulis mengakui bahwa laporan
praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan , baik dari segi isi , teori , dan
sistematika penulisannya . Maka dari itu karena belum luasnya wawasan penulis,
dan penulis sangat terbantu bila pembaca memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan dapat menyempurnakan laporan ini dari segi manapun .
Akhir kata penulis berharap semoga
laporan praktikum ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini dan
untuk masa yang akan datang . Amin.
Mataram,25,Juni,2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... !
DAFTAR ISI.................................................................................................................. !!
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Tujuan.......................................................................................................................2
C. Manfaat .................................................................................................................... 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Waktu dan tempat praktikum.....................................................................................4
b. Alat dan bahan praktikum.........................................................................................4
c. Prosedur kerja............................................................................................................. 5
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Hasil
pengamatan.....................................................................................................
6
b.Pembahasan...............................................................................................................8
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................... 9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULAUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu ukur
wilayah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk
permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur wilayah menjadi dasar bagi beberapa
mata kuliah lainnya seperti rancang bangun, irigasi, drainase dan sebagainya.
Dalam kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan pertanian tidak
lepas dari kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti mengukur lahan
untuk di bangun suatu banggunan, saluran drainase, dan sebagainya memerlukan
data hasil pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan
dan terhindar dari kesalahan konstruksi.
Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan
berkualitas baik ditinjau dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu juga
dari segi kesesuaian dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan
metode pengukuran yang tepat serta peralatan ukur yang tepat pula.
Pengukuran-pengukuran menggunakan theodolit.dan sebagainya dapat mengasilkan
data dan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.
B. Tujuan Praktikum
1)
Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoprasikan Theodolit.
2)
Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran menggunakan
Theodolit.
3)
Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut.
C. Manfaat
Praktikum
1)
Dapat menginformasikan cara mengoprasikan Theodolit.
2)
Dapat menginformasikan peralatan dan prosedur dalam pengukuran menggunakan
Theodolit
3)
Dapat menginformasikan cara menghitung jarak, dan sudut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Theodolit
adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya
memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa
sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih
di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini
berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga
dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu
horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut
tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington
1997).
Survei
dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan
atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief
atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan
kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien
(Farrington 1997) Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar
adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl)
di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth
instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap
vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran.
Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran
sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah
lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran
dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan
untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana,
buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali
dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725. Alat survey theodolite yang menjadi
modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat
survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah
sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang
berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk
pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat Praktikum
Ø
Waktu pelaksanaa praktikum
Hari/tanggal : Sabtu 13 juni 2015
Jam
: 01.30 sampai selesai
Ø
Tempat pelaksanaan praktikum
Tempat :
di samping fakultas teknik universitas muhammadiyah mataram
B.
Alat dan Bahan Praktikum
Ø
Alat praktikum
1.
Theodolite
2.
Bak ukur
3.
Kompos
4.
Gps
5.
Meter
Ø
Bahan praktikum
1.
Paku
2.
Tali
C.
Prosedur kerja
Sebelum
dilaksanakannya praktikum,terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
terhadap
alat. Hal ini dilakukan untuk menghindari akan digunakannya alat yang
ternyata rusak dan akan mengakibatkan kesalahan akan data yang didapatkan.
1.
Menyiapkan
peralatan yang digunakan, check seluruh peralatan. Hal ini perlu
karena siapa tahu ada salah satu alat
yang rusak.
2.
Mengambil
statif dan tinggikan secukupnya. Usahakan letaknya mendatar atau
rata.
3.
Pasang
alat ukur Theodolite dan kecangkan, hal ini dilakukan agar titik as alat tepat
berada diatas titik pada patok.
4.
Stabilkan
alat dengan cara meyetel Nivo. Apabila tidak tepat berada diatas
titik paku, geser alat sedikit kearah titik patok, alat kembali distabilkan
karena akibat pergeseran ini akan terjadi perpindahan Nivo.
5.
Kemudian
pasang kompas untuk mnentukan arah dimana kita akan memulai tembakan,dan sudah
tentunya arah yang di tentukan itu adalah arah utara
6.
Arahkan
teropong ke rambu ukur belakang. Baca angka yang tertera di rambu
ukur dengan menggunakan benang silang (ba,bb,bt).
7.
Untuk
mencari jarak (d) = (ba - bb) x 100
8.
Untuk
mencari benang tengah = (ba + bb) / 2
9.
Baca
sudutnya. Catat pada buku ukur
10. Kemudian alat diarahkan ke titik berikutnya
(rambu muka). Kemudian lakukan metode 5 dan 6 seperti diatas.
11. Untuk mencari besaran sudutnya dengan cara
diselisihkan antara bacaan sudut kedua titik tersebut.
12. Begitu juga untuk titik detail yang lain.
13. Apabila pekerjaan di titik selesai, pindahkan alat
ukur tersebut ke titik lainnya. Lakukan pekerjan / metode diatas
sampai titik terakhi
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil pengamatan
A.
Hasil pengamatan titik P1
Lokasi
(P1)
|
Kordinat
|
BA
|
BT
|
BW
|
Jo
|
Jd
|
Bt
|
A
|
VA: 89
HA: 18
|
10,65
|
10,00
|
9,30
|
135
|
33,75
|
22,98
|
B
|
VA: 89
HA: 32
|
11,55
|
11,00
|
10,45
|
110
|
96,91
|
18,72
|
C
|
VA: 90
HA: 36
|
13,45
|
13,00
|
12,55
|
90
|
37,08
|
0
|
D
|
VA: 90
HA: 19
|
13,80
|
13,00
|
12,23
|
157
|
64,68
|
67,98
|
E
|
VA: 90
HA: 112
|
10,40
|
9,70
|
9,00
|
140
|
104,86
|
60,62
|
F
|
VA: 90
HA: 137
|
10,55
|
10,00
|
9,42
|
113
|
3,27
|
19,236
|
G
|
VA: 90
HA: 140
|
10,45
|
9,78
|
9,01
|
144
|
139,39
|
24,513
|
H
|
VA: 89
HA: 190
|
15,12
|
14,16
|
13,19
|
193
|
79,51
|
94,911
|
I
|
VA: 88
HA: 200
|
18,80
|
18,00
|
17,85
|
95
|
95
|
0
|
B.
Hasil pengamatan titik P1=P2
Lokasi
(P1=P2)
|
Kordinat
|
BA
|
BT
|
BW
|
Jo
|
Jd
|
Bt
|
P1=P2
|
VA: 89
HA: 18
|
8,22
|
7,00
|
5,72
|
250
|
7,25
|
80,28
|
C.
Hasil pengamatan titik P2
Lokasi
(P2)
|
Kordinat
|
BA
|
BT
|
BW
|
Jo
|
Jd
|
Bt
|
A
|
VA: 90
HA: 135
|
13,85
|
13,05
|
12,29
|
156
|
39
|
50,09
|
B
|
VA: 90
HA: 138
|
9,05
|
8,07
|
7,09
|
196
|
98
|
33,36
|
C
|
VA: 88
HA: 154
|
17,80
|
16,00
|
15,18
|
262
|
0
|
128,84
|
D
|
VA: 88
HA: 162
|
17,52
|
16,55
|
15,58
|
194
|
187,79
|
85,73
|
E
|
VA: 89
HA: 194
|
10,98
|
10,07
|
9,42
|
156
|
18,09
|
50,09
|
F
|
VA: 89
HA: 272
|
12,20
|
11,18
|
10,13
|
207
|
6,00
|
101,79
|
G
|
VA: 87
HA: 349
|
11,62
|
11,14
|
19,68
|
94
|
74,40
|
46,22
|
H
|
VA: 89
HA: 36
|
11,64
|
10,65
|
9,73
|
191
|
111,92
|
0
|
D.
Perhitungan
jarak
Ø Di titik P1
JoA = (BA-BB)
x 100
= (10,65-9,30) x 100
=
1,35 x 100
= 135 meter
JoB = (BA-BB) x 100
= (11,55-10,45)
x 100
= 1,1 x 100
= 110 meter
JoC
= (BA-BB) x 100
= (13,45-12,55) x 100
= 0,9 x 100
= 90 meter
JoD
= (BA-BB) x 100
= (13,80-12,23) x 100
= 1,57 x 100
= 157 meter
JoE
= (BA-BB) x 100
= (10,40-9,00) x 100
= 1,4 x 100
= 140 meter
JoF
= (BA-BB) x 100
= (10,55-9,342) x 100
= 1,13 x 100
= 113 meter
JoG
= (BA-BB) x 100
= (10,45-9,01) x 100
= 1,44 x 100
= 144 meter
JoH
= (BA-BB) x 100
= (15,12-13,19) x 100
= 1,93 x 100
= 193 meter
JoI
= (BA-BB) x 100
= (18,80-17,85) x 100
= 0,95 x 100
= 95 meter
Ø Di titik P1 ke P2
JoP1
ke P2 = (BA-BB) x 100
= (8,22-5,72) x 100
= 2,5 x 100
= 250 meter
Ø Di titik P2
JoA =
(BA-BB) x 100
= (13,85 - 12,29) x 100
=
1,56 x 100
= 156 meter
JoB = (BA-BB) x 100
= (9,05 - 7,09)
x 100
= 1,96 x 100
= 196 meter
JoC
= (BA-BB) x 100
= (17,80 - 15,18) x 100
= 2,62 x 100
= 262 meter
JoD
= (BA-BB) x 100
= (17,52 - 15,58) x 100
= 1,94 x 100
= 194 meter
JoE
= (BA-BB) x 100
= (10,98 - 9,42) x 100
= 1,56 x 100
= 156 meter
JoF
= (BA-BB) x 100
= (12,20 - 10,13) x 100
= 2,07 x 100
= 207 meter
JoG
= (BA-BB) x 100
= (11,62 - 10,68) x 100
= O,94 x 100
= 94 meter
JoH
= (BA-BB) x 100
= (11,64 - 9,73) x 100
= 1,91 x 100
= 191 meter
E.
Perhitungan
jarak datar
Ø Di titik P1
Jd A = Jo (A) x (
2
=
135 x (0,5)2
=
135 x 0,25
=
33,75 m
Jd B = Jo (B) x (
2
=
110 x (0,939)2
=
110 x 0,881
=
96,91 m
Jd C = Jo (C)
x (
2
=
90 x (0,642)2
=
90 x 0,412
=
37,08 m
Jd D = Jo (D)
x (
2
=
157 x (0,642)2
=
157 x 0,412
=
64,68 m
Jd E = Jo (E)
x (
2
=
140 x (0,866)2
=
140 x 0,749
=
104,86 m
Jd F = Jo (F)
x (
2
=
113 x (0,173)2
=
113 x 0,029
=
3,27 m
Jd G = Jo (G)
x (
2
=
144 x (0,984)2
=
144 x 0,968
=
139,39 m
Jd H = Jo (H)
x (
2
=
193 x (0,642)2
=
193 x 0,412
=
79,51 m
Jd I = Jo (I)
x (
2
=
95 x (1)2
=
95 x I
=
95 m
Ø Di titik P1 ke P2
Jd P1 ke P2 =
Jo (P1) x (
2
= 250
x (0,173)2
=
250 x 0,029
=
7,25 m
Ø Di titik P2
Jd A = Jo (A) x (
2
=
156 x (0,5)2
=
156 x 0,25
=
39 m
Jd B = Jo (B) x (
2
=
196 x (0,5)2
=
196 x 0,25
=
98 m
Jd C = Jo (C)
x (
2
=
262 x (0)2
=
262 x 0
=
0 m
Jd D = Jo (D)
x (
2
=
194 x (0,984)2
=
194 x 0,968
=
187,79 m
Jd E = Jo (E)
x (
2
=
156 x (0,342)2
=
156 x 0,116
=
18,09 m
Jd F = Jo (F)
x (
2
=
207 x (0,029)2
=
207 x 0,029
=
6,00 m
Jd G = Jo (G)
x (
2
=
94 x (0,866)2
=
94 x 0,749
=
74,50 m
Jd H = Jo (H)
x (
2
=
191 x (0,776)2
=
191 x 0,586
=
111,92 m
F.
Perhitungan
jarak datar
Ø Di titik P1
Ti A = Jo (A)
x
x
= 135 x 0,173 x
0,984
= 22,98 M
Ti B = Jo (B)
x
x
= 110 x 0,984 x 0,173
= 18,72 M
Ti C = Jo (C)
x
x
= 90 x 1 x 0
= 0 M
Ti D = Jo (D)
x
x
= 157 x 0,5 x
0,866
= 67,98 M
Ti E = Jo (E)
x
x
= 140 x 0,5 x
0,866
= 60,62 M
Ti F = Jo
(F) x
x
= 113 x 0,984 x
0,173
= 19,236 M
Ti G = Jo (G)
x
x
= 144 x 0,984 x
0,173
= 24,513 M
Ti H = Jo (H)
x
x
= 193 x 0,766 x
0,642
= 94,911 M
Ti I = Jo
(I) x
x
= 95 x 0 x 1
= 0 M
Ø Di titik P1 ke P2
Ti P1 ke P2
= Jo (P1) x
x
= 250 x 0,342 x
0,939
= 80,28 M
Ø Di titik P2
Ti A = Jo (A)
x
x
= 156 x 0,342 x
0,939
= 50,09 M
Ti B = Jo (B)
x
x
= 196 x 0,173 x 0,984
= 33,36 M
Ti C = Jo (C)
x
x
= 262 x 0,642 x 0,766
= 128,84 M
Ti D = Jo (D)
x
x
= 198 x 0,5 x
0,866
= 85,73 M
Ti E = Jo (E)
x
x
= 156 x 0,342 x
0,939
= 50,09 M
Ti F = Jo
(F) x
x
= 207 x 0,766 x
0,642
= 101,79 M
Ti G = Jo (G)
x
x
= 94 x 0,766 x
0,642
= 46,22 M
Ti H = Jo (H)
x
x
= 191 x 0 x
1
= 0 M
B.
Pembahasan
Theodolit
adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya
memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa
sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih
di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini
berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga
dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu
horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut
tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington
1997).
Menyiapkan peralatan
yang digunakan, check seluruh peralatan. Hal ini perlu karena siapa tahu ada salah satu alat yang rusak. Mengambil
statif dan tinggikan secukupnya. Usahakan letaknya mendatar atau
rata. Pasang alat ukur Theodolite
dan kecangkan, hal ini dilakukan agar titik as alat tepat berada diatas titik
pada patok. Stabilkan alat dengan cara meyetel Nivo. Apabila
tidak tepat berada diatas titik paku, geser alat sedikit kearah titik patok,
alat kembali distabilkan karena akibat pergeseran ini akan terjadi perpindahan
Nivo. Kemudian pasang
kompas untuk mnentukan arah dimana kita akan memulai tembakan,dan sudah
tentunya arah yang di tentukan itu adalah arah utara. Arahkan teropong ke rambu ukur
belakang. Baca angka yang tertera di rambu ukur dengan menggunakan
benang silang (ba,bb,bt).
Untuk
mencari jarak (d) = (ba - bb) x 100
Untuk
mencari benang tengah = (ba + bb) / 2
Baca
sudutnya. Catat pada buku ukur
Kemudian alat
diarahkan ke titik berikutnya (rambu muka). Kemudian lakukan metode
5 dan 6 seperti diatas. Untuk mencari besaran sudutnya dengan cara
diselisihkan antara bacaan sudut kedua titik tersebut. Begitu juga untuk
titik detail yang lain. Apabila
pekerjaan di titik selesai, pindahkan alat ukur tersebut ke titik
lainnya. Lakukan pekerjan / metode diatas sampai titik terakhir.
Gambar alat theodolit:
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari praktikum Ilmu Ukur
wilayah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
Pengukuran yang
digunakan adalah pengukuran secara terbuka, dimana titik awal dan titik
akhirnya terletak pada titik yang sama.
Dari data praktikum
dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut, dan jarak dari suatu daerah atau
wilayah yang dimana kita melakukan praktikum .
berhati-hatilah dalam
melakukan perhitungan kemudian tembakan sehingga kita tidak merugikan lahan orang
lain.
B. Saran
Mengupayakan
ketelitian dalam pembacaan alat, pengutaraan dan kalibrasi.
Teman-teman
mahasiswa harus betul-betul paham dalam memmpraktikan ilmu ukur wilayah ini
dalam
praktikum teman-teman jangan ada yang bcara sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Ø
(Farrington
1997).
Ø
Frick,
heinz. 1979. Ilmu Ukur Kaniwilayah
sius. Jakarta.
Lampiran gambar Praktikum




Tidak ada komentar:
Posting Komentar