MAKALAH
AL ISLAM II
AKHLAK KEPADA KEDUA ORANG TUA
DISUSUN
OLEH
NAMAN : KUSWADIN
NIM : 31312A0049
FAKULTAS pertanian
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MATARAM
TAHUN 2015 / 2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta inayah – Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “AKHLAK KEPADA KEDUA
ORANG TUA” dengan tepat waktu.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , baik dari segi isi , teori , dan
sistematika penulisannya . Maka dari itu karena belum luasnya wawasan penulis,
dan penulis sangat terbantu bila pembaca memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan dapat menyempurnakan laporan ini dari segi manapun .
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini dan untuk masa yang akan datang
. Amin.
Mataram,24,Juni,2015
Kuswadin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang ………………………….……………
4
2. Rumusan
Masalah ………………………………….……
4
3. Tujuan …….…………………………………
4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
Akhlak …….…………………………………
5
2. Menjaga Akhlak kepada orang
tua …….…………………………………
6
3. Akhlak kepada orang
tua …….…………………………………
8
4. Menurut Al-Qur’an dan
Hadis …….…………………………………
9
5. Dampak durhaka kepada orang
tua …….…………………………………
11
6. Dampak berbakti kepada orang
tua …….…………………………………
12
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ………………………………………
13
2. Saran ………………………………………
13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu dan ayah adalah kedua
orang tua yang sangat besar jasanya kepada anak-anaknya. Mereka mempunyai
tanggung jawab yang besar terhadap anaknya tersebut. Jasa beliau berdua tidak
dapat dihitung dan tidak dapat dibandingkan dengan harta.
Kalau ibu merawat jasmani dan rohaninya sejak
kecil, maka ayah pun merawatnya, mencarikan nafkahnya, membesarkannya, mendidik
dan menyekolahkannya, di samping usaha sang ibu. Kalau mulai masa mengandung
sampai masa di mana si anak mulai dapat membedakan hal baik dan buruk; si ibu
sangat berperan, maka mulai masa belajar, ayah lebih tampak kewajibannya,
mendidiknya, dan mempertumbuhkannya menjadi dewasa. Namun apabila dibandingkan
antara berat tugas ibu dengan ayah, maka tidaklah keliru apabila dikatakan
lebih berat tugas ibu daripada tugas ayah. Banyak sekali masalah yang tidak
dapat diselesaikan ayah terhadap anaknya, namun dapat diselessaikan oleh dan
hanya sang ibu.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian akhlak ?
b. Bagaimana menjaga akhlak kepada orang tua..?
c. Apa saja ayat Al-Qur’an dan hadits nabi tentang akhlak kepada
kedua orang tua ?
d. Apa dampak durhaka kepada kedua orang tua..?
e. Apa manfaat berbakti kepada kedua orang tua.?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian akhlak
b. Mengetahui cara menjaga akhlak kepada kedua
orang tua
c. Mengetahui ayat al-qur’an dan hadis nabi
tentang akhlak kepada orang tua
d. Mengetahui dampak kepada kedua orang tua
e. Mengetahui manfaat berbakti kepada kedua orang
tua
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian akhlak
Dari segi bahasa Akhlaq berasal daripada
kata ‘khulq’ yang berertiperilaku, perangai atau
tabiat. Hal ini terkandung dalam perkataan Sayyidah Aisyah berkaitan dengan
akhlak Rasulullah saw yaitu : “Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-Quran.”
Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah
kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkah laku Rasulullah saw yang
semuanya merupakan pelaksanaan dari ajaran al-Quran.
Menurut Iman Al Ghazali, akhlak merupakan
gambaran tentang keadaan dalam diri manusia dan dari gambaran tersebut
menumbuhkan tingkah laku secara mudah dan senang tanpa memerlukan pertimbangan
atau pemikiran. Akhlak sangat penting dan pengaruhnya sangat besar dalam
membentuk tingkah laku manusia. Apa saja yang lahir dari manusia atau segala
tindak-tanduk manusia adalah sesuai dengan pembawaan dan sifat yang ada dalam
jiwanya.
Tepatlah apa yang dikatakan oleh Al-Ghazali
dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin, “Sesungguhnya semua sifat yang ada dalam hati
akan lahir pengaruhnya (tandanya) pada anggota manusia, sehingga tidak ada
suatu perbuatan pun melainkan semuanya mengikut apa yang ada dalam hati
manusia”.
Tingkah laku atau perbuatan manusia mempunyai
hubungan yang erat dengan sifat dan pembawaan dalam hatinya. Umpama pokok
dengan akarnya. Bermakna, tingkah laku atau perbuatan seseorang akan baik
apabila baik akhlaknya, sebagaimana pokok, apabila baik akarnya maka baiklah
pokoknya. Apabila rusak akarnya maka
akan rusaklah pokok dan cabangnya. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
à$s#t7ø9$#ur Ü=Íh©Ü9$# ßlãøs ¼çmè?$t6tR ÈbøÎ*Î ¾ÏmÎnu ( Ï%©!$#ur y]ç7yz w ßlãøs wÎ) #YÅ3tR 4 y7Ï9ºx2 ß$Îh|ÇçRÏM»tFy$# 5Qöqs)Ï9 tbráä3ô±o ÇÎÑÈ
Artinya:
“Dan tanah yang baik,
tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak
subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”
(QS. Al- A’raf: 58)
Akhlak yang mulia adalah matlamat utama bagi
ajaran Islam. Ini telah dinyatakan oleh Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam
dalam hadisnya (yang bermaksud, antara lain: “Sesungguhnya aku diutuskan
hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Hal ini ditegaskan lagi oleh ayat al-Qur’an
dalam firman Allah:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ
عَظِيمٍ (4)
Artinya:
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung” (QS.
Al-Qalam: 4)
2. Menjaga Akhlak Kepada kedua orang tua
a. Mentaati perintah kedua orang tua
Manusia penting untuk selalu menjaga akhlak
kepada orang tua. Manusia harus mentaati perintah orang tua karena pada
hakikatnya tidak ada orang tua yang menginginkan keburukkan bagi anak anaknya,
jadi apapun perintah mereka, tak lain adalah bentuk kecintaan yang tulus tanpa
pamrih.
Keutamaan menjaga akhlak kepada orang tua
melebihi keutamaan berjihad dijalan Allah,sebagaimana dalam hadis Abdullah
binMas’ud r.a., yaitu sebagai berikut :
“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW.: ‘Amalan yang paling
utama?’ Beliau menjawab: ’shalat tepat pada waktunya.’Aku bertanya lagi:
‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua. ‘aku
bertanya lagi: ‘kemudia apa? Beliau menjawab. ‘Berjihad dijalan
Allah.’ (H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah.)
b. Menolak perintah bermaksiat kepada allah dan
rasul-Nya dengan cara baik dan Beretika
Keterbatasan pengetahuan dan keimanan, orang
tua memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah maupun
Rasulullah, jadi dalam keadaan semacam ini, agar akhlak kepada orang tua tetap
terjaga, kita diperintahkan untuk menolak dengan cara cara yang baik. Allah
berfirman dalam QS. Luqman ayat 15
“ Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan akusesuatu yang tidak da pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduannya, dan pergaulilah keduanya
didunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan (QS. Luqman :15
c. Berkata sopan dan tidak melukai hati
Menjaga akhlakkepada orang tua dapat dilakukan
dengan menjaga adab berbicara kepada kedua orang tua dengan menggunakan bahasa
yang baik, kalimat yang sopan, dan tidak menyakiti hati. Allah berfirman dalam
Q.S. Al-Isra’ Ayat 24.
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kasih sayang, dan ucapkanlah do’a : ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduannya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.”
d. Merawat kedua orang tua lanjut usia dengan
sabar dan ikhlas
Agar Akhlak kepada orang tua seorang muslim
tetap terjaga hendaknya mereka menjaga orang tuanya hingga kahir hayatnya.
Allah berfirman dalam Q.S. A-Isra’ ayat 23
“… Bila salah satu dari keduanya atau kedua-duanya mencapai usia
lanjut disisimu, maka janganlah kamu katakan : “uhf!” dan jangan pula
menghardik, dan katakana kepada mereka perkataan yang mulia!”
e. Mendo’akan orang tua semasa hidupnya dan
setelah meninggal dunia
Islam menganjurkan umatna untuk senantiasa
menjaga akhlak kepada orang tua , berbuat baik kepada orang tua dalam keadaan
apapun , dalam keadaan beriman maupun kafir, dalam keadaan senang maupun susah,
dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam
keadaan hidup maupun sudah meninggal
Dalam hadis riwayatAbu Dawud, Ibnu Majah, dan
Ibnu Hibban, yang bersumber dari Abu Usaid bin Malik bin Rabiah As-Sa’idi
Bahwa seorang laki laki Bani Salamah dating kepada Rasulullah,
apakah masih ada sesuatu yang aku dapat lakukan untuk berbakti kepada kedua
orang tuaku setelah keduanya wafat?”
Beliau bersabda , “ Ya, yaitu mendo’akan keduanya, memintakan
ampun, menunaikan janjinya, menyambungpersaudaraan yang tidak disambungkecuali
Karena keduanya, dan memuliakan kawan kawan mereka.”
3. Akhlak
Terhadap Orang Tua (Ibu Dan Bapak)
a. Akhlak
terhadap orang tua yang masih hidup
Orang
tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal keturunan
anak. Jadi anak adalah
keturunan dari orang tuanya dan darahnya adalah juga mengalir darah orang
tuanya. Seorang anak kandung merupakan bagian dari darah dan daging orang
tuanya, sehingga apa yang dirasakaan oleh anaknya juga dirasakan oleh orang
tuanya dan demikian sebaliknya.
Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang
tua menyayangi dan mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai
dirinya sendiri. Kasih dan sayang ini mulai dicurahkan sepenuhnya terutama oleh
ibu, semenjak anak masih dalam kandungan sampai ia lahir dan menyusui bahkan
sampai tua.
Orang tua tidak
mengharapkan balas jasa dari anak atas semua pengorbanan yang diberikan kepada
anak. Harapan orang tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh
dan salehah, anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka
setelah mereka meninggal dunia.
Atas dasar itu, antara
lain yang menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua, bukan saja
saat keduanya masih hidup, tetapi kebaktian anak itu harus lanjut sampai kedua
orang tuanya meninggal.
b. Akhlak
terhadap orang tua yang Sudah Meninggal
Orang tua yang sudah
meninggal dunia tidak lagi dapat menerima apa-apa, selain apa yang mereka
lakukan selama di dunia kecuali jika mereka memiliki tiga hal yang mensubsidi
bekal berupa pahala untuk mereka di akhirat sebagai tambahan dari mereka bawa
dari dunia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diajarkan, dan anak yang saleh
yang mendo’akannya.
Seorang ayah atau ibu
yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak mendapatkan limpahan pahala dari
do’a yang disampaikan anaknya.Hal
ini juga mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya
yang sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling besar
kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk orang tuanya dan do’a
oaring fakir untuk orang kaya.
Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita
sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab
itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.
4. Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Al-Qur’an
dan Hadits
a. Al-Qur’an
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ
وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ
السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ
مُخْتَالا فَخُورًا (٣٦)
Artinya:
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun[1]. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua[2],
karib-kerabat[3], anak-anak yatim[4], orang-orang miskin[5], tetangga dekat dan
tetangga jauh[6], teman sejawat[7], ibnu sabil[8] dan apa yang kamu miliki[9].
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan
diri [10]” - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-8-16.html#sthash.s72G966T.dpuf
b. Dasar
Al-Hadis
a) Dalam
sebuah riwayat disebutkan bahwa Abdullah ibn Mas’ud berkata:
سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ اَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا قُلْتُ:
ثُــمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قُلْتُ: ثُــمَّ أَيٌّ؟قَالَ:
اَلْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ. (رواه البخارى و مسلم)
Artinya:
“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW; Apakah
amalan yang di utama? Beliau menjawab, sholat pada waktunya. Saya bertanya
lagi; kemudian apa? Beliau menjawab, berbuat baik kepada kedua orang tua.
Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau menjawab, jihad di jalan Allah.”
(H.R. Al-Bukhori dan Muslim)
b) Dalam riwayat lain dari
Abdullah bin Amr bin Ash dikatakan:
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَاعَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
رِضَااللهِ فِيْ رِضَاالْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِيْ َسُخْطِ الْوَالِدَيْنِ
(اخرجه التّرمذى وصحّحه ابن حبّان والحاكم)
Artinya:
Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA., dari
Nabi SAW beliau bersabda: Keridlaan Allah terletak pada keridlaan kedua orang
tua, dan kemarahan Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua. (dikeluarkan
oleh Tirmidzi dan dibenarkan oleh Ibnu Hibban)
c) Diriwayatkan
dari Abu Hurairah ra.:
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ مَنْ اَحَقُّ بِحُسْنِ
صَحَابَتِيْ؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُـمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُـمَّ
مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُـمَّ مَنْ؟قَالَ: ثُـمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُـمَّ
أَبُوْكَ (رواه البخارى و مسلم)
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra berkata: seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah
yang paling berhak untuk saya pergauli dengan baik? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia
bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu
siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab:
kemudian bapakmu. (H.R. Al-Bukhori dan Muslim)
d) Riwayat
yang lain menyebutkan:
Al-Bazzar meriwayatkan hadis dari Buraidah
dari ayahnya bahwa ada seorang laki-laki yang sedang thowafsambil menggendong
ibunya, lalu ia bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Apakah dengan ini saya
sudah menunaikan haknya?” Beliau menjawab, “Belum, walaupun secuil.”2)
5. Dampak durhaka kepada orang tua
Karena orang tua
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap manusia, tentu akan
terdapat akibat-akibat jika kita mendurhakai orang tua.
Beberapa hal yang
merupakan akibat dari mendurhakai orang tua adalah:
1. Anak-anak yang mendurhakai orangtuanya akan di
kutuk oleh Allah
Sesuai dengan sabda
Rasul yang artinya:
“Barang siapa yang
membuat ibu bapaknya marah , maka berarti membuat Allah marah kepadanya” (H.R
Bukhari)
Dan ada juga hadits
Rasul yang menyatakan :
“Ridha Allah di dalam
keridhaan kedua orang tua, dan murka Allah di dalam murka kedua orangtuanya”
(H.R Turmudzi)
2. Disegerakan siksanya di dunia ini.
Sesuai dengan sabda
Rasul yang artinya:
“Semua dosa itu,
siksanya akan di tangguhkan Allah sesuka-Nya, kecuali dosa karena dosa kepada
orang tua, maka sesungguhnya Allah akan menyegerakannya dalam hidup di dunia
ini sebelum meninggal dunia” (H.R Hakim)
Terdapat juga riwayat
rasul yang mengatakan:
“Ada 2 dosa yang
disegerakan hukumannya di dunia ini,
yaitu zina dan durhaka
kepada kedua orangtua”.
6. Dampak berbakti kepada orang tua
Ø Diridhai oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meridhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meridhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).
Ø Disayangi oleh Allah swt
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “…Wahai Ali, Allah menyayangi kedua orang tua yang melahirkan anak karena keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Faqîh 4: 371)
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “…Wahai Ali, Allah menyayangi kedua orang tua yang melahirkan anak karena keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Faqîh 4: 371)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari segi bahasa Akhlaq berasal daripada
kata ‘khulq’ yang berertiperilaku, perangai atau
tabiat. Hal ini terkandung dalam perkataan Sayyidah Aisyah berkaitan dengan
akhlak Rasulullah saw yaitu : “Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-Quran.”
Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah
kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkah laku Rasulullah saw yang
semuanya merupakan pelaksanaan dari ajaran al-Quran.
Menjaga akhlak kepada kedua orang tua dapat
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu menghormati serta berbicara
dengan penuh kasih kepada kedua orang tua, serta berakhlak yang baik
diperintahkan oleh Allah SWT baik dalam Al-Qur’an maupun hadis, Ada 2 dosa
yang disegerakan hukumannya di dunia ini, yaitu zina dan durhaka kepada kedua
orangtua. Medurhakai orang tua akan mendapatkan ganjaran yang amat pedih
sebaliknya berbakti kepada orang tua akan mendapatkan ganjaran yang setimpal
baik didunia maupun di akhirat karena keridhaan Allah terletak pada keridhaan
kedua orang tua.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:
Posting Komentar