MESIN PENGERINGAN PADA BIJI KOPI
(MESIN BOX DRYER)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KUSWADIN
31312A0049
MATA KULIAH : ALAT DAN MESIN PERTANIAN
SMESTER : IV (EMPAT)
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN 2015
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakan..........................................................................................1
B.
Rumusan Masalah....................................................................................2
C.
Tujuan........................................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
1. Kopi Arabika..........................................................................................3
2. Kopi Liberika..............................................................................................4
3. Kopi Canephora (Robusta)..................................................................4
4. Kopi Hibrida..............................................................................................4
5. Proses pengeringan biji kopi dengan
sinar matahari............................6
6. Pengeringan
Buatan Menggunakan Mesin (BOX DRYER)..................7
BAB III : PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengeringan........................................................................8
B. Pengeringan Buatan (Menggunakan
Mesin)..........................................10
C. Gambar mesin pengeringan biji kopi................................................10
D. Gambar pengeringan menggunakan
matahari & teknologi (mesin)...12
BAB : PENUTUP
1. Kesimpulan...............................................................................................13
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas kehendak-Nya lah saya bisa
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
Adapun maksud dan tujuan
penulis membuat makalah ini , adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Alat dan Mesin Pertanian dan juga untuk menambah wawasan penulis
sendiri.
Dalam pembuatan dan
penyusunan makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan , baik dari segi isi , teori , dan sistematika penulisannya .
Maka dari itu karena belum luasnya wawasan saya, dan saya sangat terbantu bila
pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat
menyempurnakan makalah ini dari segi manapun .
Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini dan untuk masa
yang akan datang . Amin.
Mataram,27,April,2015
Penulis
Kuswadin
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kopi
merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan yang lainnya dan berperan penting
sebagai sumber devisa Negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber
devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi bagi tidak kurang dari
satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Keberhasilan agribisnis kopi
membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan
dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi
terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar
dunia (Rahardjo, 2012).
Teknologi budidaya dan pengolahan
kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan
tanaman dan pemberian penaung, pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang
seimbang, pemanenan serta pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat
berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo, 2012).
Saat ini peningkatan produksi kopi
di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan
sehingga mempengaruhi mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi
pengembangan produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca
panen yang tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi,
pengeringan dan penyangraian. Selain itu spesifikasi alat dan mesin yang
digunakan juga dapat mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi.
Oleh karena itu, untuk memperoleh
biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan penanganan pasca panen yang tepat
dengan melakukan setiap tahapan secara benar. Proses pengeringan merupakan
salah satu tahapan yang penting dalam pemrosesan biji kopi untuk menghasilkan biji
kopi yang berkualitas.
B. Rumusan
Masalah
Proses penanganan pasca panen dan
pengolahan biji kopi perlu memperhatikan berbagai aspek yang dapat
mempertahankan kualitas biji kopi tersebut. Salah satu hal terpenting yaitu
pada proses pengeringan biji kopi. Kualitas biji kopi dapat ditingkatkan bila
proses pengeringan dilakukan pada suhu dan lama pengeringan yang tepat untuk
mendapatkan kadar air dan tingkat keasaman yang sesuai dengan standar SNI.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui bagaimana cara pengeringan biji kopi dengan mesin
modern yang sudah canggih yang tepat dan benar untuk meningkatkan kualitas dari
biji kopi tersebut.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kopi merupakan salah satu jenis
tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis
yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi
arabika dan 26% berasal dari spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika,
yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh
masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luardaerah asalnya,
yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui para saudagar Arab (Rahardjo,2012).
Di Indonesia kopi mulai di kenal
pada tahun 1696, yang di bawa oleh VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai di
produksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya
memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup menguntungkan sebagai komoditi
perdagangan maka VOC menyebarkannya ke berbagai daerah agar para penduduk
menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2004).
Sistematika tanaman kopi robusta menurut Rahardjo
(2012) adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Sub kingdom :
Tracheobionita
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Sub Kelas :
Astridae
Ordo :
Rubiaceace
Genus :
Coffea
Spesies :
Coffea robusta
Jenis - Jenis Kopi Di dunia
perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering
dibudidayakan hanya kopi arabika,robusta, dan liberika. Pada umumnya,
penggolongan kopi berdasarkan spesies, kecuali kopi robusta. 4
Kopi robusta bukan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari berapa
spesies kopi terutama Coffea canephora (Najiyati dan Danarti, 2004).
Menurut Aak (1980), terdapat empat
jenis kopi yang telah dibudidayakan, yakni:
1.
Kopi Arabika
Kopi arabika merupakan kopi yang
paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya. Kopi ini
ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350 - 1850 m
dari permukaan laut. Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan
berproduksi pada ketinggian 1000 – 1750 m dari permukaan laut. Jenis kopi
cenderung tidak tahan terhadap penyakit Hemilia Vastatrix. Namun kopi ini
memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat.
2.
Kopi Liberika
Jenis kopi ini berasal dari dataran
rendah Monrovia di daerah Liberika. Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di
daerah yang memilki tingkat kelembapan yangtinggi dan panas. Kopi liberika
penyebarannya sangat cepat. Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari
kopi Arabika baik dari segi buahdan tingkat rendemennya rendah.
3.
Kopi Canephora (Robusta)
Kopi Canephorajuga disebut kopi
Robusta. Nama Robusta dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedangkan
Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai
barat sampai Uganda.Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang
lebih tinggi di bandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika.
4.
Kopi Hibrida
Kopi hibrida merupakan turunan
pertama hasil perkawinan antara dua spesies atau varietas sehingga mewarisi
sifat unggul dari kedua induknya. Namun, keturunan dari golongan hibrida ini
sudah tidak mempunyai sifat yang sama dengan induk hibridanya. Oleh karena itu,
pembiakannya hanya dengan cara vegetative seperti stek atau sambungan.
Syarat Umum
Kopi
Syarat mutu dibagi menjadi dua yaitu
syarat umum dan syarat khusus.
Syarat umum adalah persyaratan bagi setiap biji kopi
yang dinilai dari tingkat mutunya.Biji kopi yang tidak memenuhi syarat umum
tidak dapat dinilai tingkat mutu
kopinya. Sementara syarat khusus digunakan
untukmenilai biji kopi berdasarkan tingkat mutunya. Tabel 1. Karakteristik Mutu
Umum Biji Kopi Karakteristik Standar Mutu (%) Biji berbau busuk dan berbau
kapang - Kadar air < 12.5, Kadar kotoran
< 0,5, Serangga hidup : tidak ada (Rahardjo, 2012).
Kopi robusta memiliki tekstur lebih
kasar dari kopi arabika. Jenis lainnya dari kopi robusta seperti Qillou, Uganda
dan Chanepora. Dalam pertumbuhannya kopi robusta hampir sama dengan kopi
arabika yakni tergantung pada kondisi tanah, cuaca,
proses pengolahan. Pengemasan kopi ini akan berbeda
untuk setiap negara dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda
(Anonim, 2012).
Kopi robusta biasanya digunakan
sebagai kopi instant atau cepat saji. Kopi robusta memiliki kandungan kafein
yang lebih tinggi, rasanya lebih netral, serta aroma kopi yang lebih kuat.
Kandungan kafein pada kopi robusta mencapai 2,8% serta memiliki jumlah kromosom
sebanyak 226 kromosom. Produksi kopi robusta saat ini mencapai
sepertiga produksi kopi seluruh dunia (Anonim, 2012).
Biji kopi memiliki kandungan yang
berbeda baik dari jenis dan proses pengolahan kopi. Perubahan ini disebabkan
karena adanya oksidasi pada saat proses enyangraian. Komposisi biji kopi
arabika dan robusta sebelum dan sesudah disangrai (% bobot kering).
Proses pengeringan
biji kopi dengan sinar matahari
Pengeringan Alami
Pengeringan alami yaitu pengeringan
dengan menggunakan sinar matahari, caranya sangat sederhana tidak memerlukan
peralatan dan biaya yang besar tetapi memerlukan tempat pengeringan yang luas
dan waktu pengeringan yang lama karena buah kopi mengandung gula dan pektin.
Pengeringan biasanya dilakukan di daerah yang bersih, kering dan permukaan
lantai yang rata, dapat berupa lantai plester semen atau tanah telanjang yang
telah diratakan dan dibersihkan. Ketebalan pengeringan 30-40 mm, terutama pada
awal kegiatan pengeringan untuk menghindari terjadinya proses fermentasi, Panas
yang timbul pada proses ini akan mengakibatkan perubahan warna dan buah menjadi
masak.
Pada awal pengeringan buah kopi yang masih basah harus sering dibalik
dengan Blat penggaruk. Jenis mikroorganisme yang dapat berkembang biak pada
kulit buah (exocarp) terutama jamur (fusarium sp, colletotrichum coffeanum) pada
permukaan buah kopi yang terlalu kering (Aspergilus niger, penicillium sp,
Rhizopus, sp) beberapa jenis ragi dan bakteri juga dapat berkembang. Lamanya
proses pengeringan tergantung pada cuaca, ukuran buah kopi, tingkat kematangan
dan kadar air dala,m buah kopi, biasanya proses pengeringan memakan waktu
sekitar 3 sampai 4 minggu. Setelah proses pengeringan Kadar air akan menjadi
sekitar 12 %.
b. Pengeringan Buatan (Artificial
Drying) Menggunakan Mesin (BOX DRYER)
Keuntungan pengeringan buatan,dapat menghemat biaya dan juga tenaga kerja
hal yang perlu diperhatikanadalah pengaturan suhunya. Menurut Roelofsen,
pengeringan sebaiknya padasuhu rendah yaitu 55°C akan menghasilkan buah kopi
yang bewarna merah dantidak terlalu keras. Untuk buah kopi kering dengan KA
rendah dikeringkan dengansuhu tidak terlalu tinggi sehingga tidak akan terjadi
perubahan rasa. Peralatan pengeringan yang biasa digunakan : mesin pengering
statik dengan alat penggaruk mekanik, mesin pengering dari drum yang berputar,
mesin pengering vertikal.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengeringan
Pengeringan adalah proses
pengeluaran air dari suatu bahan pertanian menuju kadar air kesetimbangan
dengan udara sekeliling atau pada tingkat kadar air dimana mutu bahan pertanian
dapat dicegah dari serangan jamur, enzim dan aktifitas serangga (Hederson and
Perry, 1976).
Sedangkan menurut Hall (1957) dan
Brooker etal, (1974), proses pengeringan adalah proses pengambilan atau
penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju
kerusakan bahan pertanian akibat aktivitas biologis dan kimia sebelum bahan
diolah atau dimanfaatkan.Pengeringan adalah proses pemindahan panas untuk
menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan
oleh media pengeringan yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan adalah
mengurangi kadar air bahan sampai dimana perkembangan mikroorganisme dan
kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau
terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu
simpanyang lebih lama(Anonim, 2012).
Pengeringan merupakan salah satu
cara dalam teknologi pangan yang dilakukan dengan tujuan pengawetan. Manfaat
lain dari pengeringan adalah memperkecil volume dan berat bahan dibanding
kondisi awal sebelum pengeringan, sehingga akan menghemat ruang(Rahman dan
Yuyun, 2005).
Dalam pengeringan, keseimbangan
kadar air menentukanbatas akhir dari proses pengeringan. Kelembapan udara nisbi
serta suhu udarapada bahan kering biasanya mempengaruhi keseimbangan kadar air.
Pada saat kadar air seimbang, penguapan air pada bahanakan terhenti danjumlah
molekul - molekul air yang akan diuapkan sama dengan jumlah molekul air yang
diserap oleh permukaanbahan. Laju pengeringan amat bergantung pada perbedaan
antara kadar air bahandengan kadar air keseimbangan (Siswanto, 2004).Semakin
besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan semakin cepat
pindah panas ke bahan pangan dan semakin cepat pula penguapan air dari bahan
pangan. Pada proses pengeringan, air dikeluarkan dari bahan pangan dapat berupa
uap air. Uap air tersebut harus segera dikeluarkan dari atmosfer di sekitar
bahan pangan yang dikeringkan. Jika tidak segera keluar, udara di sekitar bahan
pangan akan menjadi jenuh oleh uap air sehingga memperlambat penguapan air dari
bahan pangan yang memperlambat proses pengeringan (Estiasih, 2009).
2.5 Pengeringan Biji Kopi
Kombinasi suhu dan lama pemanasan
selama proses pengeringan pada komoditi biji - bijian dilakukan untuk
menghindari terjadinya kerusakan biji. Suhu udara, kelembaban relatif udara,
aliran udara, kadar air awal bahan dan kadar akhir bahan merupakan faktor yang
mempengaruhi waktu atau lama pegeringan (Brookeretal, 1974).
Biji kopi yang telah dicuci
mengandung air 55%, dengan jalan pengeringan kandungan air dapat diuapkan,
sehingga kadar air pada kopi mencapai 8-10 %. Setelah dilakukan
pengeringan maka dilanjutkan dengan perlakuan pemecahan tanduk. Pengeringan
dapatdilakukan dengan 2 cara yaitu:
1.
Pengeringan dengan sinar matahari, dengan cara semua biji kopi diletakkan
dilantai penjemuran secara merata.
2.
Pengeringan dengan menggunakan mesin pengering, dimana pada mesin
pengeringtersebut terdiri atas tromol besi dengan dindingnya berlubang – lubang
kecil (Aak, 1980).
Pengeringan pada kopi
biasanyadilakukan dengan tiga cara yaitu pengeringan secara alami, buatan, dan
kombinasi antara alami dan buatan.
1. Pengeringan Alami
Pengeringan alami hanya dilakukan
pada musim kemarau karena pengeringan pada musim hujan tidak akan sempurna.
Pengeringan yang tidak sempurna mengakibatkan kopi berwarna coklat, berjamur, dan
berbau apek. Pengeringan pada musim hujan sebaiknya dilakukan dengan cara
buatan atau kombinasi cara alami dan buatan. Pengeringan secara alami sebaiknya
dilakukan dilantai semen, anyaman bambu, atau tikar. Kebiasaan menjemur kopi di
atas tanah akan menyebabkan kopi menjadi kotor dan terserang cendawan (Najiyati
dan Danarti, 2004).
Cara penjemuran kopi yang baik
adalah dihamparkan di atas lantai dengan k
balan maksimum 1.5 cm atau sekitar 2 lapisan. Setiap
1–2 jam hamparan kopi di bolak - balik dengan menggunakan alat menyerupai garuh
atau kayu sehingga keringnya merata. Bila matahari terik penjemuran biasanya
berlangsung selama 10 –14 hari namun bila mendung biasanya berlangsung 3 minggu
(Najiyati dan Danarti, 2004).
2.Pengeringan
Buatan (Menggunakan Mesin)
Pengeringan secara buatan biasanya
dilakukan bila keadaan cuaca cenderung mendung. Pengeringan buatan memerlukan
alat pengering yang hanya memerlukan waktu sekitar 18 jam tergantung jenis
alatnya. Pengeringan ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, pemanasan
pada suhu 65-1000 C untuk menurunkan kadar air dari 54% menjadi 30%.
9Tahap kedua pemanasan pada suhu 50 – 600 C untuk
menurunkan kadar air menjadi 8 - 10% (Najiyati dan Danarti, 2004).
GAMBAR MESIN
PENGERINGAN BIJI KOPI
3.Pengeringan Kombinasi Alami dan Buatan
Pengeringan ini dilakukan dengan
cara menjemur kopi di terik matahari hingga kadar air mencapai 30%.
Kemudiankopi dikeringkan lagi secara buatan sampai kadar air mencapai 8 - 10%.
Alat pengering yang digunakan ialah mesin pengering otomatis ataupun dengan rumah
(tungku) pengering. Prinsip kerja kedua alat hampir sama yaitu pemanasan kopi
dengan uap/udara di dalam ruang tertutup (Najiyati dan Danarti, 2004).
GAMBAR PENGERINGAN MENGGUNAKAN
MATAHARI & TEKNOLOGI (MESIN)
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari data dan keterangan yang telah
dimuat dalam makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1.
Proses pengeringan berguna untuk menghindari dan mengurangi serangan baik itu
jamur, bakteri ataupun serangga yang dapat merugikan para petani.
2.
Kadar air yang dianjurkan untuk pengeringan biji kopi adalah 8 – 10%.
3.
Kadar air juga akan mempengaruhi dari tingkat dan aroma kopi yang dihasilkan.
4. Dalam
proses pengeringan ada dua cara :
1) Pengeringan
dengan menggunakan sinar matahari
2) Pengeringan
dengan menggunakan mesin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2012a. Proses Pembuatan Kopi Luwak.http:// proses-pembuatan-
kopi-luwak.html.Akses Tanggal 20 Oktober 2012. Makassar.
kopi-luwak.html.Akses Tanggal 20 Oktober 2012. Makassar.
Aak.1980.Budidaya
Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.
Brooker, D.
B., F. W. Bakker-arkemaand C. W. Hall, 1974. Drying Cereal Grains. The AVI
publishing Company, Inc. Wesport.
Ciptadi, W.
dan Nasution, M.Z. 1985. Pengolahan Kopi. Fakultas Teknologi
Institut Pertanian Bogor.
Institut Pertanian Bogor.
Clarke, R.
J. and Macrae, R. 1987. Coffe Technology (Volume 2).Elsevier
Applied Science, London and New York.
Applied Science, London and New York.
Estiasih,
Teti dan Kgs Ahmadi, 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Bumi Aksara. Malang..
Hendarson,
S. M. and R. L. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering. 3
rd ed. The AVI publ. Co., Inc, Wesport, Connecticut, USA.
rd ed. The AVI publ. Co., Inc, Wesport, Connecticut, USA.
Rahardjo,
Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Jika Anda memiliki masalah keuangan, sekarang saatnya bagi Anda untuk tersenyum. Anda hanya perlu menghubungi Bpk. Benjamin dengan jumlah yang ingin Anda pinjam dan periode pembayaran yang sesuai untuk Anda dan Anda akan memiliki pinjaman dalam waktu kurang dari 48 jam. Saya hanya mendapat manfaat untuk keenam kalinya pinjaman 700 ribu dolar untuk jangka waktu 180 bulan dengan kemungkinan membayar sebelum tanggal kedaluwarsa. Lakukan kontak dengannya dan Anda akan melihat bahwa dia adalah orang yang sangat jujur dengan hati yang baik. Surelnya adalah lfdsloans@lemeridianfds.com dan nomor telepon WhatApp-nya adalah + 1-989-394-3740
BalasHapus